Digital Demokrasi

By Unknown - 11/01/2014 12:50:00 AM


  • Digital Demokrasi
Demokrasi digital secara sederhana adalah aktivitas politik yang menggunakan saluran digital, terutama web 2.0 sebagai bentuk partisipasi politik atau penggalangan dukungan publik (Wilhem, 2003).
pada edisi ini mengulas masalah dampak perkembangan teknologi komunikasi, terutama web 2.0 seperti YouTube, Facebook, MySpace, Twitter, dan sebagainya sebagai alat baru dalam berdemokrasi, yaitu demokrasi digital baru (new digital democracy).

Grossman menulis tentang sinergi antara media (web 2.0) dan demokrasi yang mewujud dalam demokrasi digital (digital democracy).
  • Web 2.0
Pengertian Web 2.0 atau definisi Web 2.0 adalah sebuah revolusi bisnis di dalam industri komputer yang terjadi akibat pergerakan ke internet sebagai platform dan suatu usaha untuk mengerti aturan-aturan agar sukses di platform tersebut. Web 2.0 merujuk pada generasi yang dirasakan sebagai generasi kedua layanan berbasis web, seperti situs jaringan sosial, wiki, perangkat komunikasi, dan folksonomi yang menekankan pada kolaborasi online dan berbagi antar pengguna.

Walaupun kelihatannya istilah ini menunjukkan versi baru dari pada web, istilah ini tidak mengacu kepada pembaruan kepada spesifikasi teknis World Wide Web, tetapi lebih kepada bagaimana cara pengembang sistem di dalam menggunakan platform web.

Menurut 
James Slevin, datangnya dari World Wide Web (WWW), 'sebuah aplikasi multifungsi, telah lebih jauh meningkatkan interaktivitas online karena mampu memungkinkan 'pengguna untuk mengirim surat elektronik, chatting, mengirim file dan secara otomatis me-load aplikasi pembantu pada saatdiperlukan '(2000: 38).
  • Implementasi Digital Demokrasi
Internet umumnya dianggap sebagai sebuah platform terbuka dan menengah hiper-interaktif. Meskipun partisipasi di Internet adalah dibatasi oleh faktor-faktor seperti akses, biaya, sensor, kurangnya melek teknologi dan technophobia, bisa dikatakan bahwa pada umumnya internet adalah ruang publik relatif terbuka dan dapat diakses di mana siapa saja yang memiliki akses ke komputer dapat dengan bebas kabel mengekspresikan pandangan mereka selama mereka tetap dalam hukum dan tidak melanggar hak orang lain.

Fenomena yang sangat menarik, sebagai contoh, dalam sejarah kontemporer demokrasi dunia dan media tentu saja 
kampanye Barack Obama yang menggunakan web 2.0, seperti YouTube, MySpace dan terutama Facebook untuk menarik donasi dari pendukungnya.
Obama mendapatkan dana kampanye sebesar 454 juta dollar Amerika Serikat (AS) dan menghabiskan 377 juta dollar AS, tertinggi dalam sejarah Amerika dan dunia.
Dari jumlah itu, sebanyak 95 persen dari situs jejaring sosial (Kompas, 1 November 2007).

   Dalam sejarah demokrasi Indonesia, fenomena facebookers adalah yang pertama dan yang sangat signifikan, khususnya sebagai bentuk partisipasi politik masyarakat. Ada dua contoh kasus yang mengemuka yaitu d
ukungan facebookers terhadap Prita Mulyasari terkait masalah dengan RS Omni Tengerang dan Gerakan 1.000.000 facebookers yang mendukung Bibit-Chandra yang mencapai lebih dari 1 juta pendukung.
Harian Media Indonesia pada edisi 8 November 2009 menjadikannya headline.

Perlu diketahui, berdasarkan data resmi Facebook akhir Desember 2009, Indonesia, dengan jumlah pengguna 14.681.580 berada di posisi nomer empat di bawah Amerika, Inggris, dan Turki, tetapi dengan perkembangan yang paling pesat di bandingkan empat negera tersebut. Pada pertengahan tahun 2010, bukan tidak mungkin Indonesia menduduki peringkat kedua mengingat jumlah penduduk kita lebih banyak dari Inggris.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar